MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal

MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal - Hallo sahabat Manfaat Obat Tradisional, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal
link : MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal

Baca juga


MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal

MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal

Jakarta - Industri kosmetik berbahan herbal memiliki prospek cerah. Terlebih, penggunaan kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer karena penggunanya tidak lagi kaum hawa tapi juga kaum adam dan anak-anak. Menangkap potensi itu, produsen kosmetika PT Martina Berto Tbk (MBTO) sekaligus pelopor industri kosmetik dan herbal dalam negeri menyatakan akan terus mengembangkan sayap bisnisnya pada lini bisnis kosmetik herbal.
“Kosmetik herbal berpotensi sekali. Oleh karena itu, ramuan alami tradisional wajib terus kami kembangkan antara lain dengan pembuktian klinis melalui Martha Tilaar Innovation Center,” kata Direktur Utama MBTO Bryan David Emil, di Jakarta, Jumat (2/8).
Komitmen itu katanya nyata dengan didirikannya pabrik baru ketiga dengan konsep "green factory" yang berada di lahan seluas 10 hektare dan dikelilingi oleh Kampung Djamoe Organik Marta Tilaar yang membudidayakan tanaman obat, kosmetik, dan aromatik di Cikarang, Bekasi. Di pabrik yang akan beroperasi tahun depan inilah nantinya MBTO akan memproduksi produk herbal dan kosmetik organik dengan total kapasitas produksi mencapai 269 ton per tahun. Dengan demikian, perseroan pun berharap dari sini tiap tahunnya bisa membukukan kenaikan penjualan sebesar 16-18%.
Founder dan Chairwoman Martha Tilaar Group Martha Tilaar mengatakan, hadirnya Kampung Djamoe merupakan komitmen perusahaan untuk terus menggali kekayaan alam dan budaya Indonesia untuk mempercantik wanita Indonesia dan dunia. Sekaligus strategi yang diambil perusahaan untuk mencapai visinya yakni menjadi perusahaan kosmetik dunia terdepan dengan nuansa ketimuran dan alami yang memanfaatkan penelitian, pengembangan riset dan teknologi modern untuk memberikan nilai tambah pada konsumen.
Bryan menambahkan, dalam jangka pendek, perseroan mengincar posisi tiga besar dalam industri kosmetik dan spa di Indonesia, naik dari posisi sembilan saat ini. Sementara, untuk jangka menengah ditargetkan bisa menjadi salah satu pemain tingkat Asia Pasifik dalam industri kosmetik dan spa.
MBTO yang pada tahun 1970 dan meluncurkan "Sariayu" sebagai merek Marta Tilaar yang memproduksi kosmetik dan produk herbal modern ini baru mengembangkan sekitar 700 spesies tanaman. MBTO saat ini memiliki sembilan bauran produk, yakni Dewi Sri Spa, PAC, Biokos, Rudy Hadisuwarno, Caring, Sari Ayu, Belia, Mirabella, dan Cempaka.
Produk MBTO telah diekspor ke berbagai negara seperti, negara-negara di kawasan ASEAN, Asia Pasifik, Asia Timur, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Serikat. Di mana, untuk pasar dalam negeri telah mampu menguasai 18% untuk produk kosmetik dan 25% untuk produk herbal seperti produk spa, lulur, jamu khusus wanita, dan Iain-Iain.
Selain itu, perseroan dikatakan Wakil Direktur Pemasaran Kilala Tilaar akan memperkuat lini bisnis produk obat herbal untuk beragam penyakit seperti diabetes, asam urat, dan kolesterol. Hal itu lantaran mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat akan arti penting obat herbal ketimbang obat kimia. Saat ini, perusahaan ini memiliki beragam produk herbal yang masuk kategori jamu, seperti teh peluruh lemak, obat jerawat, obat paska persalinan, dan tisu pembersih daerah kewanitaan.
Daya Saing
Ketua Bidang Organisasi Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (PERKOSMI) Bambang Sumaryanto mengungkapkan, sebuah persaingan produk di pasar bebas ekonomi Asean sangat ditentukan dengan keunggulan produk tersebut, khususnya keunggulan yang bersifat unik.
Menurutnya, banyak perusahaan kosmetik Indonesia yang tumbuh subur melalui penemuannya dalam mengembangkan warisan perawatan tubuh dari nenek moyang. Ramuan ini perlu dikembangkan melalui peningkatan riset yang lebih mendalam, namun tetap mengedepankan perawatan alami.
Namun, dengan semakin meningkatnya pertumbuhan industri dan juga ekspor dari China, maka persaingan di Asean, khususnya Indonesia sebagai salah satu pasar yang besar akan semakin ketat. Dalam hal ini, perusahaan dituntut untuk mampu memanfaatkan ceruk pasar khusus yaitu produk alami dengan kandungan asli Indonesia.
"Oleh karena perlu ditingkatkan penelitian kosmetik tradisional sehingga mampu menghasilkan produk herbal yang berteknologi tinggi ditunjang dengan budaya untuk memanfaatkan perlindungan Hak Kekayaan Intelektualnya," katanya.
Lanjut Bambang, perusahaan kosmetik Indonesia harus "back to nature". Tentu saja hal ini perlu ditunjang dengan kampanye khasiat kandungan lokal melalui penelitian-penelitian ilmiah yang dimuat di jurnal-jurnal internasional. "Kita mampu menggarap produk herbal yang efektif, serta mampu bersaing dengan produk berbahan kimia. Saya yakin dengan strategi premium harganya akan mampu bersaing. Sebagai contoh banyak perawatan tradisional di Bali yang laris dikunjungi para turis mancanegara kelas atas dengan harga premium," jelasnya.
Peran pemerintah dalam mengembangkan penelitian dan pengembangan produk herbal, serta mempatenkan semua penelitiannya juga merupakan langkah strategis yang harus segera dilaksanakan. Bila hal ini berhasil, maka perusahaan kosmetika Indonesia akan memiliki keunggulan bersaing yang unik dan memiliki citra yang lebih unik sebagai penghasil kosmetika alami yang berkualitas tinggi.
Produksi kosmetika dari bahan herbal mendapatkan apresiasi dari Menteri Perindustrian MS Hidayat. Potensi tanaman obat, kosmetik, dan aromatik yang tumbuh di Indonesia mencapai sekitar 30.000 spesies. Indonesia menjadi penghasil tanaman obat, kosmetik, dan aromatik kedua setelah Brasil. Bahkan peminat kosmetik herbal ini semakin banyak, baik dari masyarakat lokal hingga internasional.”Tren masyarakat menggunakan bahan baku alami semakin meningkat. Ini membuka peluang dan kreativitas industri kosmetik di dalam negeri,” ujarnya.
Kementerian Perindustrian mencatat, pada tahun 2011, omzet kosmetik nasional mencapai Rp 7 triliun, sedangkan produk herbal nasional mencapai Rp 11 triliun. Meski demikian, masih banyak ditemui tantangan dalam pengembangannya. Salah satunya adalah penyediaan bahan baku lokal yang berkualitas dan memenuhi standar. Saat ini, bahan baku kosmetik dan produk herbal masih impor.


Demikianlah Artikel MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal

Sekianlah artikel MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal dengan alamat link http://manfaat-obat-tradisional.blogspot.com/2014/01/mbto-menangkan-pasar-lewat-kosmetik.html

0 Response to "MBTO Menangkan Pasar Lewat Kosmetik Herbal"

Post a Comment